RINGKASAN ILMU TAJWID
Diajukan untuk memenuhi Program Studi
Halaqah
Oleh
MUKHLIS
531202845
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2014
BAB I
MAKHARIJUL HURUF
1.1.Pengertian Makharijul Huruf
Makhrijul huruf
adalah tempat keluarnya huruf hingga dapat dibedakan dengan huruf lainnya.[1]Adapun
membaca Al-Qur’an dengan Tajwid hukumnya fardhu ain bagi setiap kaum muslimin.
1.2. Tempat-tempat
keluar Huruf Hijaiyah ada 5 tempat, yaitu:
a. Lubang tenggorokan dan
mulut (Al-Jaufu)
b. Tenggorokan
(Al-Halqi)
c. Mulut
(Al-Lisan)
d. Dua bibir
(Asy-Syafataini)
e. Pangkal
hidung
(Al-Khoisum)
No
|
Nama-Nama Makhroj
|
Tempat Keluar
|
Huruf
|
1
|
Al-Jaufu
|
Lubang
mulut dan tenggorokan huruf panjang
|
آ - و- يِ
|
2
|
Al-Halqi
|
Tenggorokan atas tengah
dan bawah
|
غ
خ ع ح ء ه
|
3
|
Al-Lisan
|
a. Pangkal lidah dekat anak lidah
dengan langit-langit yang lurus diatasnya
|
ق
|
b. Pangkal lidah dengan langit-langit
yang lurus diatasnya agak keluar sedikit dari makhroj Qof
|
ك
|
||
c. Lidah tengah dengan langit-langit
yang lurus diatasnya
|
ج
ش ي
|
||
d. Salah satu tepi lidah dengan gigi
geraham atas
|
ص
|
||
e. Lidah bagian depan setelah makhroj
Dhod dengan gusi
|
ل
|
||
f. Ujung lidah dengan gusi atas agak
keluar sedikit dari tempat keluar huruf Lam
|
ن
|
||
g. Ujung lidah agak ke dalam sedikit
|
ر
|
||
h. Ujung lidah dengan pangkal dua
buah gigi yang atas
|
ت
د ط
|
||
i. Ujung lidah dengan rongga antar
gigi atas dan gigi bawah dekat dengan gigi atas
|
ز
س ص
|
||
j. Ujung lidah dengan ujung dua buah
gigi yang atas
|
ث
ذ ظ
|
||
4
|
Asy-Syafatani
|
Bagain
tengah dengan bibir bawah dengan ujung du buah gigi yang atas dan bawah
bersama-sama
|
ف و
م ب
|
5
|
Al-Khoisum
|
Pangkal
lidah
|
ن
م
|
1.3. Shifatul
Huruf
1. Pengertian Shifatul Huruf
Shifatul Huruf adalah sifat yang baru datang pada saat
huruf itu keluar dari makhrojnya.
(tempat keluar huruf).
2. Pembagian Shifatul Huruf
Shifatul Huruf dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Shifatul
huruf yang berlawanan.
b. Shifatul
huruf yang tidak berlawanan.
BAB II
HUKUM NUN MATI / TANWIN
2.1.
Pengertian Nun Mati
Nun mati adalah setiap huruf nun yang tidak berharakat (mati) yang
terdapat pada tulisan dan ucapan baik pada waktu waqaf maupun washal. Tanwin
adalah suara nun mati di akhir kata isim yang terdapat pada ucapan bacaan
washal.[2]
Hukum nun mati ( نْ )dan tanwin (---ً-----ٍ-----ٌ- )itu ada 5 (lima) yaitu :
1. Idzhar
Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi
yakni : hamzah, kha, kho’, ‘ain, ghain , ha ( ء ه ح خ ع غ ) maka hukum bacaannya adalah idzhar halqiyang berarti
harus dibaca terang dan jelas seperti contoh dibawah ini :
من أمََنَ , مِنْهُ , غَفُوْرٌ حَلِيمٌ
2. Idghom bighunnah
Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ya’, nun,
mimi, dan wawu (ي ن م و) maka hukum bacaannya
disebut idghom bighunnah) (إدغام بِغُنَّة yang berarti harus dibaca
dengan dimasukkan atau ditasydidkan kedalam salah satu huruf yang empat itu
dengan suara mendengung. Seperti contoh dibawah ini :
مَنْ يَقُوْلُ , مِنْ نُوْرٍ , مَنْ مَنَعَ
3. Idghom Bilaghunnah
Apabila ada nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf lam ل) ) dan ra' (ر) maka hukum bacaannya adalah idghom bila ghunnah (إدغام بلاغنًة) yang membacanya dengan caramemasukkan dengan tanpa mendengung. Seperti contoh dibawah ini :
مِنْ رَبِهِمْ , مَنْ لَمْ
4. Iqlab
Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب) maka hukum bacaannya adalah
iqlab (إِقلاب) yang membacanya dengan cara
huruf nun atau tanwin itu dibalik atau ditukar menjadi suara mim (م). Seperti contoh berikut :
سميعٌ بَصِيْرٌ , كِرَامٍ بَرَرَةٍ
5. Ikhfa’ Haqiqi
Apabila ada nunu sukun atau tanwin bertemu dengan huruf yang 15 di bawah
ini maka hukum bacaannya adalah Ikhfa’ haqiqi yang cara membacanya adalah
samar-samarantara idghom dan idzhar. Huruf Ikhfa’ yang 15
antara lain :
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh Ikhfa’ :
مِنْ جُوْعٍ
, مِنْكُم , أَ نْفُسَكُمْ
BAB III
HUKUM RA’
3.1. Hukum Bacaan Ra’
1. Hukum Bacaan Ra’
- Tafkhim (تفخيم)
Artinya: Tebal, berat atau di besarkan atau di tebalkan.
- Tarqiq (تر قيق)
Artinya: Tipis, ringan atau di tipiskan atau di ringankan
- Jawazul wajhain
Artinya: boleh salah satu dari keduanya (tarqiq atau tafkhim).
3.2. TAFKHIM
Cara membacanya yaitu dengan bibir sedikit kemuka atau monyong.
Bacaan tafkhim Terjadi manakala :
Cara membacanya yaitu dengan bibir sedikit kemuka atau monyong.
Bacaan tafkhim Terjadi manakala :
1. huruf ra' itu sendiri dibaca fathah, contoh: اِلَي رَبِّهِمْ
2. huruf ra' itu sendiri dibaca dommah, contoh: رُزِقْنا
- huruf ra' berharakat sukun dan terletak setelah huruf yang berharakat
fatah, contoh:
- ا ر حا مهن
- huruf ra' berharakat sukun dan terletak setelah huruf yang berharakat
dommah, contoh: تُرْ
جَعُوْ نَ
- Apabila dalam keadaan waqaf atau di Waqafkan , sedangkan huruf yangmendah Uluinya bertanda baca fathah atau dommah,
contoh: وَ يُوَ
لُّوْ نَ ا لدُّ بُرَ
- Apabila dalam keadaan di waqafkan, sedangkan di antara huruf ra Dengan
huruf bertanda baca fathah atau dommah itu terdapat huruf Yang bertanda
baca sukun. contoh: بَشَرَ رٍ كّا لْقَصْر
- apabila dalam keadaan waqaf atau di Waqafkan . Sedangkan huruf
sebelumnya Alif atau wawu yang bertanda baca sukun. contoh: بِذ َا تِ ا لصُّد ُوْ رِ
- Huruf ra’ berharakat sukun dan terletak sesudah huruf berharakat
kasrah,tapi diikuti oleh Huruf isti’la’* yang bukan berharakat
kasrah, contoh: فُرْ قَةٌ
* huruf isti’la’ adalah: ظ ق ط غ خ ص
B. TARQIQ
Cara membacanya yaitu dengan menarik bibir sedikit mundur sehingga agak
meringis.
Bacaan tarqiq terjadi manakala:
- Huruf ra’ itu sendiri di baca kasroh, contoh: فَرِ يْقٌ فِي ا لْجَنَّةِ
- Huruf ra’ di baca sukun dan terletak setelah huruf yang di baca
kasroh, Dan sesudahny a bukan huruf isti’la’, contoh فِرْ عَوْ
نَ
مِرْ يَةٍ
- Apabila dalam keadaan waaf atau di waqafkan, sedangkan huruf
sebelumumnya bertanda baca kasrah. Contoh هُوَ ا لْكَا فِرُ مِنْ نَا
صِرٍ
تَسْتَكْثِرُ Atau dalam keadaan waqaf atau di waqafkan, sedangkan di antara Huruf
ra dengan huruf yang bertanda baca kasrah terdapat huruf bertanda
baca sukun, contoh: باِ لسِّحْرِ
- Apabila dalam keadaan di waqafkan, sedang huruf sebelumnya
huruf ya ,Yang bertanda baca sukun, contoh: ,وَ اِ لَي ا لله ِا
لْمَصِيْرُ عَلَي كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ
BAB IV
HUKUM MIM
4.2. Hukum Mim Mati
MIM MATI
ketika bertemu dengan HURUF HIJAA-IYYAH (SELAIN HURUF ALIF)
maka mempunyai 3 Hukum yaitu :
1. إخفاء ( IKHFAA )
yang dinamakan إخفاء شفوي ( IKHFAA SYAFAWI ) yaitu ketika MIM MATI bertemu dengan huruf ب ( BA )، IKHFAA artinya : samar.
sedangkan SYAFAWI artinya : Bibir, hal ini dikarenakan Huruf MIM termasuk Huruf SYAFAWIYYAH ( Huruf yang keluar dari Bibir )
jadi apabila MIM MATI bertemu dengan Huruf ب ( BA )
maka suara MIM MATI nya harus dibaca samar antara MIM dan BA, di tahan kira kira dua ketukan dan seraya mengeluarkan suara غنة/dengung dari pangkal hidung.
contoh IKHFA SYAFAWI seperti lafazh :
وهم بالآخرة dibaca : WAHUMM BIL-AAKHIROTI
فاحكم بينهم dibaca : FAHKUMM BAINAHUM
ترميهم بحجارة dibaca : TARMIIHIMM BIHIJAAROTIN dll.
2. إدغام ( IDGHOOM )
yang dinamakan إدغام متماثلين صغير ( IDGHOOM MUTAMAATSILAIN SHOGHIIR ) atau disebut juga إدغام ميم ( IDGHOOM MIIMI )
yaitu : ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf م (MIM ) yang hidup/berharkat.
dinamakan IDGHOOM MUTAMAATSILAIN karena bertemu dua Huruf yang semitsal/sama, baik dalam makhrojnya maupun dalam Shifatnya, dinamakan SHOGHIIR karena Huruf yang pertama nya dalam keadaan mati dan Huruf yang kedua Hidup.
sedangkan dinamakan IDGHOOM MIIMI yaitu : karena dalam proses IDGHOOM nya memasukan Huruf MIM kepada Huruf MIM pula.
jadi apabila MIM MATI bertemu dengan Huruf MIM yang berharkat, maka suara MIM MATI nya dimasukan kepada MIM yang ada di hadapannya, dan disertai dengan GHUNNAH ( dengung dari pangkalhidung )
contoh IDGHOOM MUTAMAATSILAIN SHOGHIIR seperi lafazh
لهم مثلا dibaca : LAHUMM MATSALAA
لكم ما dibaca : LAKUMM MAA
عليهم مؤصدة dibaca : 'ALAIHIMM MU-SHODATUN dll.
3. إظهار ( IZHHAAR )
yang dinamakan إظهار (IZHHAAR SYAFAWI ) yaitu : ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf selain Huruf ب ( BA ) dan م ( MIM ) yang mana jumlahnya ada 26 Huruf yaitu :
ء ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ه ي
( HAMZAH-TA-TSA-JIM-HA-KHO-DAL-DZAL-RO-ZAI-SIN-SYIN-SHOD-DHOD-THO-ZHO-'AIN-GHOIN-FA-QOF-KAF-LAM-NUN-WAU-HA-YA )
IZHHAAR artinya : Jelas, sedangkan SYAFAWI artinya : bibir, hal ini dikarena Huruf MIM termasuk Huruf SYAFAWIYYAH (Huruf keluar dari Bibir )
jadi ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf yang jumlahnya 26 tadi, maka suara MIM MATI nya harus dibaca jelas, tanpa ada GHUNNAH/dengung sedikitpun. apalagi ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf و ( WAU ) dan ف ( FA ) maka dalam meng-IZHHAAR kan suara MIM MATI nya harus lebih jelas lagi, hal ini dikarenakan Huruf WAU dan FA sama dengan Huruf MIM yaitu sama samaHuruf SYAFAWIYYAH (Huruf yang keluar dari Bibir )
contoh IZHHAAR SYAFAWI seperi lafazh :
معكم إنما dibaca : MA'AKUM-INNAMAA
ألم تر dibaca : ALAM-TARO
بكم ثم dibaca : BIKUM-TSUMMA
وهم فيها dibaca : WAHUM-FIIHAA
عليهم ولا dibaca : 'ALAIHIM-WALAA dll.
maka mempunyai 3 Hukum yaitu :
1. إخفاء ( IKHFAA )
yang dinamakan إخفاء شفوي ( IKHFAA SYAFAWI ) yaitu ketika MIM MATI bertemu dengan huruf ب ( BA )، IKHFAA artinya : samar.
sedangkan SYAFAWI artinya : Bibir, hal ini dikarenakan Huruf MIM termasuk Huruf SYAFAWIYYAH ( Huruf yang keluar dari Bibir )
jadi apabila MIM MATI bertemu dengan Huruf ب ( BA )
maka suara MIM MATI nya harus dibaca samar antara MIM dan BA, di tahan kira kira dua ketukan dan seraya mengeluarkan suara غنة/dengung dari pangkal hidung.
contoh IKHFA SYAFAWI seperti lafazh :
وهم بالآخرة dibaca : WAHUMM BIL-AAKHIROTI
فاحكم بينهم dibaca : FAHKUMM BAINAHUM
ترميهم بحجارة dibaca : TARMIIHIMM BIHIJAAROTIN dll.
2. إدغام ( IDGHOOM )
yang dinamakan إدغام متماثلين صغير ( IDGHOOM MUTAMAATSILAIN SHOGHIIR ) atau disebut juga إدغام ميم ( IDGHOOM MIIMI )
yaitu : ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf م (MIM ) yang hidup/berharkat.
dinamakan IDGHOOM MUTAMAATSILAIN karena bertemu dua Huruf yang semitsal/sama, baik dalam makhrojnya maupun dalam Shifatnya, dinamakan SHOGHIIR karena Huruf yang pertama nya dalam keadaan mati dan Huruf yang kedua Hidup.
sedangkan dinamakan IDGHOOM MIIMI yaitu : karena dalam proses IDGHOOM nya memasukan Huruf MIM kepada Huruf MIM pula.
jadi apabila MIM MATI bertemu dengan Huruf MIM yang berharkat, maka suara MIM MATI nya dimasukan kepada MIM yang ada di hadapannya, dan disertai dengan GHUNNAH ( dengung dari pangkalhidung )
contoh IDGHOOM MUTAMAATSILAIN SHOGHIIR seperi lafazh
لهم مثلا dibaca : LAHUMM MATSALAA
لكم ما dibaca : LAKUMM MAA
عليهم مؤصدة dibaca : 'ALAIHIMM MU-SHODATUN dll.
3. إظهار ( IZHHAAR )
yang dinamakan إظهار (IZHHAAR SYAFAWI ) yaitu : ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf selain Huruf ب ( BA ) dan م ( MIM ) yang mana jumlahnya ada 26 Huruf yaitu :
ء ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ه ي
( HAMZAH-TA-TSA-JIM-HA-KHO-DAL-DZAL-RO-ZAI-SIN-SYIN-SHOD-DHOD-THO-ZHO-'AIN-GHOIN-FA-QOF-KAF-LAM-NUN-WAU-HA-YA )
IZHHAAR artinya : Jelas, sedangkan SYAFAWI artinya : bibir, hal ini dikarena Huruf MIM termasuk Huruf SYAFAWIYYAH (Huruf keluar dari Bibir )
jadi ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf yang jumlahnya 26 tadi, maka suara MIM MATI nya harus dibaca jelas, tanpa ada GHUNNAH/dengung sedikitpun. apalagi ketika MIM MATI bertemu dengan Huruf و ( WAU ) dan ف ( FA ) maka dalam meng-IZHHAAR kan suara MIM MATI nya harus lebih jelas lagi, hal ini dikarenakan Huruf WAU dan FA sama dengan Huruf MIM yaitu sama samaHuruf SYAFAWIYYAH (Huruf yang keluar dari Bibir )
contoh IZHHAAR SYAFAWI seperi lafazh :
معكم إنما dibaca : MA'AKUM-INNAMAA
ألم تر dibaca : ALAM-TARO
بكم ثم dibaca : BIKUM-TSUMMA
وهم فيها dibaca : WAHUM-FIIHAA
عليهم ولا dibaca : 'ALAIHIM-WALAA dll.
BAB V
HUKUM MAD
5.1. HUKUM MAD
Hukum Mad dibagi dua:
- Mad Thabii
Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika
fathah diikuti ALIF, kasrah diikuti YA, dhummah diikuti WAWU. Panjang
bacaannya: satu alif (dua harakat)
Contoh:
دَا –
دِيْ – دُوْ نُوْ حِيْهَا
- Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
- Mad wajib muttashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu
kalimat. panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
جَاءَ
لِقَاءَ
نَا
نِدَاءً
- Mad jaiz munfashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah
(bentuknya huruf alif) di lain kalimat. Panjang bacaannya: 2,5 alif (5
harakat).
Contoh:
اِنَّا
اَعْطَيْنَا
اِنَّا اَ نْزَلْنَا
- Mad ‘aridh lissukun
ialah: Mad Thabii bertemu huruf hidup
dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
اَبُوْكَ =
اَبُوْكْ
عِقَا بِ = عِقَا بْ
- Mad ‘iwadh
ialah: jika ada fathah tanwin yang dibaca
waqaf, selain TA’ marbuthah. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
عَلِيْمًا = عَلِيْمَا
- Mad shilah
ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila
didahului huruf hidup. Mad shilah dibagi dua, yaitu: Mad shilah qashirah dan
Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad shilah thawilah, adalah Mad shilah
qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya alif).
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2
harakat).
Contoh:
لَه‘-
بِه
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5
harakat).
Contoh:
اَنَّ
مَا لَه اَخْلَدَه
- Mad badal
ialah: setiap Aa, Ii, Uu yang
dibaca panjang. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
امَنُوْا
اِيْتُوْ
نِيْ
اُوْ تِيَ
- Mad tamkin
ialah: YA kasrah bertasydid bertemu YA
sukun. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
اُمِّيِّيْنَ
حُيِّيْتُمْ
نَبِيِّنَ
- Mad lin
ialah: fathah diikuti WAWU atau YA sukun
bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
خَوْ فٌ =
خَوْفْ
اِلَيْهِ = اِلَيْهْ
- Mad lazim mutsaqqal kalimi
ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
وَ لاَ الضَا لِّيْنَ
- Mad lazim mukhaffaf kalimi
ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
ا لاْنَ
- Mad lazim musyabba’ harfi
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca
panjangnya 3 alif (6 harakat). Jumlah hurufnya ada 8, yaitu:
ن ق ص ع س ل ك م
Contoh:
ن ق
ص ا لمّ ا لمّص
- Mad lazim mukhaffaf harfi
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca
panjangnya 1 alif (2 harakat). Jumlah hurufnya ada 5, yaitu:
ح ي ط ﻫ ر
Contoh:
طه
يس
عسق
كهيعص ا لمّر
- Mad farq
ialah: Mad badal bertemu tasydid. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
قُلْ
اْلا للهُ
BAB VI
SIFATUL HURUF
5.1.
Sifatul Huruf
Setelah mempelajari Makharijul huruf, belumlah cukup jika tidak
dilanjutkan dengan mempelajari sifat-sifat huruf. Karena sangat mungkin,
seseorang dapat mengucapkan huruf ب
(ba’) pada lafad لََهَبٍ وَتَبَّ dengan tepat
sebagaimana makhrajnya, namun bacaan tersebut belum bisa dikatakan benar dan
sempurna, sehingga harus di ucapkan sesuai dengan salah satu sifatnya, yaitu
qalqalah.
Oleh
karena itu, tujuan utama mempelajari sifat-sifat huruf
adalah agar setiap huruf yang kita ucapkan, sesuai dengan hurufnya baik
tempat maupun sifatnya.
Sifat-sifat
huruf terbagi menjadi dua bagian:
1.
Sifat Yang Memiliki Lawan
a.
Al Hams x Al Jahr
b. Asy Siddyah x Ar Rakhwah
c. Al Isti’la’ x Al Istifal
d. Al Ithbaq x Al Infitah
e. Al Idzlaq x Al Ishmat
b. Asy Siddyah x Ar Rakhwah
c. Al Isti’la’ x Al Istifal
d. Al Ithbaq x Al Infitah
e. Al Idzlaq x Al Ishmat
2.
Sifat Yang Tidak Memiliki Lawan
a.
Ash Shafir
b. Al Qalqalah
c. Al Lien
d. Al Inhiraf
e. At Takrir
f. At Tafasyi
g. Al Istithalah
b. Al Qalqalah
c. Al Lien
d. Al Inhiraf
e. At Takrir
f. At Tafasyi
g. Al Istithalah
[1] Nawawi
Ali, Pedoman Membaca Al-Qur’an,cet. Ke 6, Jakarta : Mutiara Sumber Widya 2002,
hal. 17
[2]Nawawi
Ali, Pedoman Membaca Al-Qur’an,cet. Ke 6, Jakarta : Mutiara Sumber Widya 2002,
hal. 74
0 komentar:
Posting Komentar