Makalah Pengantar
Teknologi Informasi
Penerapan Teknologi Informasi Dalam
Bidang Industri
Disusun Oleh:
Kelompok
3
Indri Nadia (531202850)
Ismanidar (531202837)
Trisna Kurniawati (531202869)
Riska Riskiana (531202867)
Radhiani (531202835)
Irawati (531202857)
Mukhlis Sofyan (531202845)
Hijra Tuddin ()
FAKULTAS
ADAB JURUSAN ADAB ILMU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA
ACEH
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan teknologi informasi pada
masa sekarang tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk
kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, teknologi informasi dapat digunakan
untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan maka
teknologi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk
mencari pekerjaan.
Berbagai perusahaan industri, baik
yang bergerak dalam sektor retail maupun jasa, telah memanfaatkan teknologi
komputer untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan. Sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Perusahaan-perusahaan industri
tersebut terus berkembang dengan pesat dengan berbagai inofasi dalam penerapan
teknologi komputer penghasil informasi yang selanjutnya disebut teknologi
informasi (TI).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan teknologi informasi ?
2.
Apa yang
dimaksud dengan industri ?
3.
Bagaimana
penerapan teknologi informasi dalam bidang industri ?
4.
Bagaimana prinsip
dasar dalam penerapan pengetahuan teknologi untuk pengembangan industri ?
5.
Mengapa
penerapan teknologi informasi menentukan keberhasilan dunia perusahaan industri
?
BAB II
LANDASAN
TEORITIS
2.1 Pengertian
Teknologi Informasi
Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih
dahulu harus dipahami pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri.
Berikut ini pengertian teknologi dan informasi:
Teknologi adalah
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong
manusia menyelesaikan masalahnya
Informasi adalah
hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data
yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya
Teknologi informasi (information technology) biasa disebut TI,
IT, atau infotech. Pengertian teknologi informasi menurut
beberapa ahli teknologi informasi:
1)
Haag dan Keen (1996)
Teknologi
informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi
dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
2)
Martin (1999)
Teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer ( perangkat keras dan
perangkat lunak ) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
3)
Williams dan Sawyer (2003)
Teknologi
informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari berbagai definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit
tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi
telekomunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi
adalah gabungan antara teknologi
komputer dan teknologi telekomunikasi. [1]
Penjelasan atas dua teknologi yang
mendasari teknologi informasi adalah sebagai berikut.
Ø Teknologi Komputer
Teknologi komputer dalah teknologi
yang berhubungan dengan komputer, termasuk
peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer,
pembaca sidik jari, dan bahkan CD-ROM. komputer adalah mesin serba guna yang
dapat dicontrol oleh program, digunakan untuk mengolah data menjadi informasi.
Program adalah deretan intruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer
sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki pembuatnya.
Data adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka maupun gambar,
sedangkan informasi adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat menjadi
bahan yang berguna untuk mengambil keputusan.
Data
komputer sebagai pemroses informasi program.
Ø Teknologi Komunikasi
Teknologi
telekomunikasi atau biasa juga disebut teknologi komunikasi adalah teknologi
yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Termasuk dalam kategori ini
adalah telepon, radio, dan televisi.[2]
2.2 Pengertian
Industri
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Industri
adalah kerajinan; usaha produk barang; perusahan.[3]
Jadi definisi dari Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki
nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.
Jenis/macam-macam industri berdasarkan tempat bahan
baku,
yaitu:
1)
Industri Ekstraktif
Industri
ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2)
Industri Nonekstaktif
Industri
nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain
alam sekitar.
3)
Industri Fasilitatif
Industri
fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual
kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi,
dan lain sebagainya.
Jenis-jenis/macam
industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri
Perindustrian No.19/M/I/1986
1)
Industri kimia dasar
Contohnya
seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan sebagainya.
2)
Industri mesin dan logam dasar
Contohnya
seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dan sebagainya.
3)
Industri kecil
Contohnya
seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, dan sebagainya.
4)
Aneka industri
Contohnya seperti industri pakaian, industri makanan
dan minuman, dan sebagainya.
BAB III
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Penerapan Teknologi Informasi
Dalam Bidang Industri
Teknologi Informasi adalah sebuah
dunia yang selalu dinamis dan mudah berubah, yang sekarang ini menjadi trend
tetapi belum tentu menjadi trend pada masa yang akan datang. Beberapa tahun
lalu, para progammer Indonesia mungkin masih menggunakan Visual Basic, Delphi,
Vicual C++ dan berbagai bahasa program lain yang menggunakan orientasi objek,
namun saat ini pemograman sudah beralih ke pemograman berbasis internet.
Perubahan yang pesat dalam dunia teknologi Informasi turut membawa pengaruh
yang besar pada bidang-bidang yang diimplementasikan, termasuk dunia industri.[4]
Penerapan teknologi informasi dalam
bidang indrustri sekarang ini telah meluas dipergunakan karena memungkinkan proses
produksi didalam industri lebih efisien dan lebih efektif. Didalam proses
produksi, komputer dapat digunakan untuk pengawasan numeric (numerical control)
atau untuk pengawasan proses (process control). Pengawasan numeric (numerikcal
control) berarti pengawasa secara otomatis terhadap posisi dan operasi dari
mesin-mesin yang dipergunakan, seperti misalnya mesin pemotong, grenda, mesin
pres dan lain sebagainya sistem pengawasan numeric ini dilakukan dengan data
numeric. Sstem komputer mengerjakan intruksi dan mengatur hasil kerja mesin
sesuai dengan data yang dimasukkan. Dengan dipergunakannya komputer untuk
pengawasan tersebut, hasil kerja dari mesin akan lebih memuaskan dan mengurangi
kesalahan. Dari beberapa bahasa komputer yang dipergunakan membuat program untuk mengatur komputer pengawasan
numeric, diantaranya APT(Automaticallyprogrammed Tools).
Pengawasan proses (process control) berarti
menyediakan otomatisasi didalam operasi proses yang kontinyu. Komputer untuk
pengawasan proses digunakan pada indrustri untuk membuat otomatis proses
produksi dan untuk mengatur secara otomatis variable-variabel yang mempengaruhi
proses produksi tersebut yang sulit dilakukan oleh manusia yang serentak. Faktor-faktor
variabel yang mempengaruhi proses produksi dapat berupa waktu pengolahan, berat
bahan, tekanan, temperatur, ukuran, volume dan sebagainya. Komputer ini banyak
dipergunakan pada proses produksi baja, penyulingan minyak, produksi kertas, bahan-bahan
kimia, semen, makanan dan lain-lainnya.[5]
3.2 Prinsip Dasar dalam Penerapan
Pengetahuan Teknologi untuk Pengembangan Industri
Masalah yang cukup mendasar yang
dialami di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah masalah
proses industri melalui pengalian, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Proses industri di dalam negara-negara yang teknologis
terbelakang dapat dipandang sebagai proses pembangunan bangsa guna mencapai
tujuan yang di cita-citakan.
Ada beberapa prinsip dasar yang
harus diperhatikan di dalam setiap usaha melaksanakan suatu strategis penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan industri dalam suatu negara
berkembang, diantaranya:
1) Pada
tahap-tahap permulaan penerapan teknologi dalam bidang industri menjadi suatu
bangsa yang berteknologi maju, setiap negara harus melindungi perkembangan
kemampuan nasionalnya dalam bidang industri hingga saat tercapainya kemampuan
bersaing secara internasional. Setiap negara pada dasarnya selalu berusaha dan
harus merencanakan tercapainya kemampuan bersaing secara internasional dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
2) Perlunya
diselenggarakan pendidikan dan latihan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
teknologi yang relevan untuk pengembangan industri.
3) Perlu
dikembangkan suatu konsep yang jelas, realitis, dan dilaksanakan secara
konsekuen tentang industri, serta teknologi-teknologi yang diperlukan dalam
penerapan pengembangan industri. Teknologi-teknologi tersebut belum tentu
selalu harus merupakan teknologi yang mutakhir, tetapi merupakan teknologi yang
terus berkembang untuk kemajuan industri.
4) Teknologi
hanya dapat dialihkan, diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut jika
benar-benar diterapkan pada pemecahan masalah-masalah yang kongkrit. Untuk
mengembangkan teknologi produksi industri padi misalnya, memang sangat penting
dipelajari pertanian padi dan teknologi-teknologi produksi padi yang telah
dkembangkan di seluruh dunia. Tetapi yang paling penting adalah usaha
meningkatkan produksi padi dalam berbagai kondisi lahan, kondisi cuaca, kondisi
ekonomi dan dalam lingkungan masyarakat serta kebudayaan tertentu. Hanya
melalui usaha dan karya nyata dalam rangka pemecahan masalah-masalah produksi
yang kongkrit itulah dapat dipahami bekerjanya suatu teknologi tertentu.[6]
3.3 Penerapan Teknologi Informasi
Menentukan Keberhasilan Dunia Perusahaan Industri
Suatu babak baru dalam zaman modern
ini, dimana manusia sangat bergantung dengan informasi. Mulai dari bayi lahir
hingga dewasa, mulai dari kehidupan rumah tangga hingga perusahaan, mulai dari
usaha buku, warung hingga pedagang besar membutuhkan informasi.
Informasi merupakan hasil pengolahan
data yang disajiakan sedemikian rupa agar dapat memeberikan arti atau persepsi
tertentu kepada para pembaca. Oleh karena itu sangat besar ketergantungan
manusia terhadap informasi, maka kualitas informasi harus selalu ditingkatkan.
Beberapa faktor penentu kualitas informasi adalah keakuratan, ketepatan waktu, relevansi,
dan kemudahan untuk memperolehnya.
Untuk memenuhi faktor tersebut, maka
tidak cukup kalau pengola data hanya mengandalkan kemampuan fisik ditambah dengan
peralatan bantu sekadarnya, melainkan dibutuhkan alat bantu yang berkecepatan
tinggi dan sangat akurat dalam memproses data-data tersebut. komputer merupakan
alat bantu pengolah data yang dapat diandalkan. Tidak hanya kecepatan nya, melainkan
juga keakuratan dan daya tahan tahannya untuk melakukan pemprosesan data dalam
jumlah yang besar.
Kini komputer telah dijadikan
teknologi pokok dalam pengolahan data dan penyajian informasi. Apalagi sejak
aplikasi-aplikasi komputer berkembang dengan pesat sehingga tercipta
teknik-teknik penyajian informasi yang interaktif dan komunikatif. Bahkan,
dalam beberapa tahun terakir ini teknologi komputer khususnya central processing Unit (CPU) berkembang
sangat pesat. CPU yang paling tangguh saat ini Pentium 4 dengan kecepatan
mencapai 2 GHz. Oleh karena itu, semakin banyak perusahaan industri menggunakan
komputer sebagai tumpuan untuk pengolahan data dalam jumlah besar dalam waktu
yang singkat.
Berbagai perusahaan industri, baik
yang bergerak dalam sektor retail maupun jasa, telah memanfaatkan teknologi komputer
untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan. Sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Perusahaan-perusahaan industri tersebut
terus berkembang dengan pesat dengan berbagai inofasi dalam penerapan teknologi
komputer penghasil informasi yang selanjutnya disebut teknologi informasi (TI).[7]
3.4 Teknologi Informasi Sebagai
Pusat Keunggulan Kompetitif Perusahaan Industri
Menurut,
(Rainer, 2006) keunggulan kompetitif (competitive
advantage) adalah konsep yang luas tentang berbagai perusahaan akan
bersaing, apa tujuan seharusnya, dan rencana kebijakan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Melalui strategi persaingan perusahaan mencari keunggulan
kompetitif dalam industri, keunggulan atas persaingannya dalam beberapa ukuran
biaya, kualitas, dan kecepatan. Keunggulan kompetitif dalam perekonomiaan
digital menjadi semakin lebih penting daripada dalam perekonomian lama.
Kebanyakan situasai perekonomian digital tidak mengubah bisnis inti dari perusahaan,
dengan kata lain teknologi internet hanya menawarkan alat yang dapat
meningkatkan keberhasilan perusahaan melalui sumber-sumber keunggulan
kompetitif seperti biaya rendah, layanan pelanggan yang sangat baik, manajemen
rantai pasokan (supply chain management).
Menurut,(Rainer,
2006) kerangka kerja yang paling terkenal untuk menganalisis persaingan adalah
model tekanan persainagan (competitive
forces model). Model ini digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi
perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam bersaing dan
menunjukkan bahwa teknologi informasi dapat meningkatkan kemampuan dalam
bersaing. Model tersebut melihat lima tekanan utama yang dapat membahayakan
posisi perusahaan dalam suatu industry. Lima tekanan tersebut adalah ancaman
masuknya pendatang baru (threat of new entrants), daya tawar pemasok (bargaining
power of supllers), daya tawar pembeli (bargaining power of buyers),
ancaman produk pengganti (threat of substitute products).[8]
Situasi persaingan antara perusahaan
sejenis telah mendorong masing-masing perusahaan tersebut untuk membangun daya
saing atau keunggulan kompetitif yang mampu meningkatkan efesiensi dan
efektifitas kinerja perusahaan tersebut.
Jaringan komputer dalam kawasan perusahaan
tidak hanya bermanfaat untuk membangun sistem informasi terpadu dan
terintegrasi untuk mengotomatisasi mulai dari proses resensi kehadiran karyawan
hingga pengajian dan keputusan promosi jabatan, melainkan mampu menjadi media
penghubung antara para pemasok dengan pabrik atau perusahaan yang melakukan
produksi. Melalui jaringan komputer, perusahaan industri dapat membentuk suatu
jaringan kinerja terpadu dimana pemasok dapat menngetahui kapan mereka harus
menyetorkan bahan baku.
Sementara itu perusahaan juga dapat
membentuk jaringan distribusi dengan para dengan para distributor, agen atau
retailer lainnya. Perusahaan produsen dapat mengetahui kapan harus mengirimkan
produk-produknya kepara distributor, agen, atau retailernya agar mereka tidak
kebiasaan produk ketika konsumen membutuhkannya.[9]
3.4.1 Stategi Keunggulan Kompetitif
Perusahaan
secara terus-menerus mencoba untuk mengembangkan strategi yang ditujukan untuk
mencapai posisi menguntungkan dan berkelanjutan dalam menghadapi kelima tekanan
persaingan.
a)
Strategi peluang pasar (niche), memilih segmen
berlingkup kecil disebut relung atau ceruk pasar dan menjadi yang terbaik dalam
kualitas, ketepatan, atau biaya dalam pasar.
b)
Strategi kepemimpinan biaya, memproduksi produk atau
jasa dengan biaya terendah dalam industry.
c)
Strategi diferensiasi, menawarkan berbagai macam
produk, jasa, atau fitur produk.
d)
Strategi pertumbuhan, meningkatkan pangsa pasar,
mendapatkan lebih banyak pelanggan, atau menjual lebih banyak produk. Penjualan
berbasis web dapat memudahkan pertumbuhan dengan menciptakan saluran pemasaran
baru.
e)
Strategi inovasi, memperkenalkan berbagai produk dan
jasa, memberikan fitur baru dalam produk dan jasa yang ada, serta mengembangkan
berbagai cara untuk memproduksinya.
f)
Strategi aliansi, bekerja sama dengan berbagai mitra
bisnis dalam persekutuan aliansi, dan usaha bersama.
g)
Strategi efektivitas operasional, meningkatkan cara
proses bisnis internal dilakukan hingga perusahaan melakukan aktifitas yang
hamper sama dengan cara yang lebih baik daripada pesaingnya.
h)
Strategi orientasi pada pelanggan, berkonsentrasi
untuk membuat pelanggan senang. Persaingan yang ketat dan kesadaran atas
pentingnya ppelanggan adalah dasar dari strategi ini.
i)
Strategi waktu, memperlakukan waktu sebagai sumber
daya, kemudian mengelola dan menggunakannya untuk keuntungan perusahaan.salah
satu pendorong untuk menggunakan waktu sebagai strategi bersaing adalah
kebutuhan perusahaan untuk segera bertindak responsif kepara pelanggan, pasar
dan perubahan kondisi pasar.
j)
Strategi halangan masuk, menciptakan halangan untuk
masuk bagi para pesaing baru.
k)
Strategi mengikat pelanggan atau pemasok, mendorong
para pelanggan atau pemasok untuk tetap bersamanya daripada para pesaing.
l)
Strategi mengikat baiaya beralaih, membuat pelanggan
dan pemasok enggan mengembangkan biaya beralih ke pesaing karena berbagai
alasan ekonomi.[10]
3.5 Peranan TI Dalam Perancangan
Pruduk Industri
Merancang produk dengan teknologi informasi merupakan suatu yang
telah umum dilakukan. Dengan melakukan perangkat lunak yang bernama CATIA (Computer-Aided
Three-Dimensional Interctive Application) buatan Dassault Systems, Prancis,
pabrikan dapat merancang mobil atau pesawat terbang tanpa kertas. Dodge dan
DaimlerChrysler merupakan contoh perusahaan yang mengandalkan perangkat lunak
ini untuk mewujudkan desain mobil beserta komponen-komponennya dan bahkan untuk
menguji (O’ Brien, 2001, hal. 56). Boeng Company, industri pesawat terbang
terbesar di Amerika, juga menggunakan CATIA untuk merancang pesawat terbang.
Yang menarik, dengan menggunakan software tersebut perusahaan ini membuat
inofasi yang melibat pelanggan dalam melaksanakan perancangan dan pengujian.
Software yang sama juga digunakan oleh industry pesawat terbang di Indonesia,
IPTN. Sementara itu, PT PAL Indonesia telah lama menggunakan perangkat lunak
CAD-CAM bernama foran untuk mendesain dan membuat kapal (Kadir, 1987).
Para perancang rumah dapat menggunakan perangkat lunak yang khusus
ditujukan untuk keperluan itu, misalnya 3D Home Architect (Broderbund Sofware,
Inc.). Dengan program seperti ini, perancang dapat membuat tataletak ruangan
dan kemudia melihat hasilnya dalam bentuk tiga dimensi. [11]
3.6
Supply Chain Management
Supply chain
management (SCM) merupakan perpaduan
antara ilmu dan seni yang mengarah padapeningkatan perusahaan bagaimana cara
memperoleh bahan mentah hingga menghasilkan barang atau jasa, pengelolaan, dan
pengirimannya. Salah satu metode
pengelolaan rantai persediaan adalah Just In Time (JIT). JIT merupakan
sutu proses yang tergantung pada suatu signal, apabila suatuproses produksi
sudah selesai dikerjakan, maka akan masuk kedalam tahap berikutnya. Penerapan
JIT memberikan arahan yang lebih jelastentang bagaimana ketetapan dalam
pengadaan bahan mentah, masuk kedalam tahap produksi hingga persediaan barang
yang siap untuk di jual. Kekuatan teknologi merupakan salah satu faktor yang
dominan untuk melakukan supply chain management. Kekuatan teknologi informasi
ini terletak dan mempengaruhi secara langsung mutu barang yang di produksi.
Oleh karena itu, sangat logis apabila banyak perusahaan mencari teknologi
dengan berbagai cara, termasuk menggalang rantai nilai (supply chain) dengan
pihak luar. Supply chain adalah sebuah sistem yang melibatkan proses produksi,
pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan produk dalam rangka memenuhi
permintaan akan produk. Supply chain di dalamnya seluruh proses dan kegiatan
yang terlibat di dalam penyampaian produk sampai ke tangan keonsumen.[12]
3.6.1
Peranan Teknologi Supply Chain Management
Konsep manajemen supply
chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi. Secara
umum peranan teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif yaitu; perspektif
teknis dan manajerial. Perspektif teknis dilihat dari fungsi teknologi informasi yang harus dipenuhi
adalah fungsi peniptaan dan fungsi penyebaran.
1. Fungsi
penciptaan
Aspek-aspek
yang harus dapat dilakukan oleh teknologi informasi adalah teknologi informasi
harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian
sehar-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data
kuantitatif. Cara yang umum dan biasa dipergunakan adalah cara manual atau
otomatis.
2. Fungsi
penyebaran
Terhadap entitas fakta, data,
informasi, knowledge dan wisdom, teknologi informasi memiliki fungsi-fungsi
yang berhubungan sebagai aspek penyebaran sebagai berikut:
1) Ghathering,
fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakkan di
dalam media penyimpanan digital.
2) Organizing, mekanisme
dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut di dalam media
penyimpanan. Konsep-konsep struktur data, basis data dan sistem berkas
merupakan dasar-dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan.
3) Selecting, teknologi
informasi harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan.
4) Synthesizing, disitu
dibutuhkan gabungan antara media gambar (image)
dengan teks. Teknologi informasi harus mampu memenuhi kebutuhan manajer ini
dalam menggabungkan beberapa entitas menjadi satu paket kesatuan yang
terintegrasi.
5) Distributing,
teknologi harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas
dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya. Untuk dapat
mendistribusikan entitas misalnya, dibutuhkan suatu media transmisi berpita
lebar (bandwith) agar performa penyebaran dapat efektif.
Pada
perspektif manajerial peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi
efektif suatu teknologi informasi, yaitu;
minimize risk, reduce cost, add value, dan create new realisties.
a. Minimize risk,
minimize risk maksudnya adalah setiap bisnis memiliki
risiko, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Saat ini telah
tersedia berbagai aplikasi untuk mengurangi resiko tersebut seperti; forecasting dan finansial advisory. Kehadiran teknologi selain mampu membantu
perusahaan yang memiliki resiko bisnis, juga sebagai sarana agar dapat membantu
manajemen dalam mengelola resiko yang dihadapinya.
b. Reduce, reduce
maksudnya ialah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di
perusahaan. Peranan teknologi informasi dalam hal ini adalah sebagai
katalizator untuk berbagai usaha pengurangan biaya operasional perusahaan yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Cara untuk
mengurangi biaya kegiatan operasional sehari-hari, yaitu dengan eliminasi
proses, simplikasi proses, integrasi proses, dan otomatisasi proses.
c. Add value, add
value adalah kemampuan untuk menciptakan loyalitas
terhadap pelanggan sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya. Hal
ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa penentuan value atau tidaknya sebuah
pelayanan atau proses adalah pelanggan atau pasar, bukan internal perusahaan
yang diharuskan menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan value
tersebut agar dapat memuaskan pelanggan.
d.
Create
new realities, creat new realities adalah perkembangan
teknologi informasi telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru, dari
berbagai konsep electronic bussiness
(e-bussiness) semacam electronic
commerce (e-commerce), electronic customers (e-customers), dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Dari berbagai definisi dari para ahli teknologi informasi dapat
disimpulkan bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit
tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi
telekomunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
2. Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil
industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
3. Penerapan
teknologi informasi dalam bidang indrustri sekarang ini telah meluas
dipergunakan karena memungkinkan proses produksi didalam industri lebih efisien
dan lebih efektif. Didalam proses produksi, komputer dapat digunakan untuk
pengawasan numeric (numerical control) atau untuk pengawasan proses (process
control).
4. Pengawasan
proses (process control) berarti menyediakan otomatisasi didalam operasi proses
yang kontinyu. Komputer untuk pengawasan proses digunakan pada indrustri untuk
membuat otomatis proses produksi dan untuk mengatur secara otomatis
variable-variabel yang mempengaruhi proses produksi tersebut yang sulit
dilakukan oleh manusia yang serentak.
4.2 Saran
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading
yang tak retak”, penulis mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari teman
seprofesi dan dosen pemimbing. Penulis menyadari bahwa apa yang
telah dibuat penulis masih banyak kekurangan, oleh karena itu masih diperlukan
lagi pengembangan lebih lanjut untuk perbaikan ke depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Kadir-Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan
Teknologi Informasi, Yogyakarta: ANDI, 2003.
Budi
Suteadjo Dharma Oetomo, Konsep dan
Perencanaan Jaringan Komputer, Yogyakarta: ANDI,
2004.
Jogianto
Hartono, Pengenalan Computer, Yokyakarta
: ANDI, 1999.
M.
Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa
Indonesia, Yogyakarta: Arkola, 1994.
Siswanto.
et all, Ilmu Sosial Dasar, Malang:
IKIP Malang, 1989.
Sukses Membangun Toko
Online dengan E-Commerce, Yogyakarta: ANDI, 2011.
Yakub, Pengantar
Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha ilmu,
2012.
[1]
Abdul Kadir-Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan
Teknologi Informasi, (Yogyakarta: ANDI, 2003 ),
hlm. 2
[2]
Abdul Kadir-Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan
Teknologi Informasi, (Yogyakarta: ANDI, 2003 ),
hlm.3
[3]
M.Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa
Indonesia, (Yogyakarta: Arkola, 1994), hlm. 219
[4]
Sukses Membangun Toko Online dengan
E-Commerce, (Yogyakarta: ANDI, 2011), hlm. 1
[5]
Jogianto Hartono, Pengenalan Computer, (Yokyakarta
: ANDI,1999), hlm.98
[6]
Siswanto. et all, Ilmu Sosial Dasar,
(Malang: IKIP Malang, 1989), hlm. 140-142
[7]
Budi Suteadjo Dharma Oetomo, Konsep dan
Perencanaan Jaringan Komputer, (Yogyakarta: ANDI, 2004),
hlm. 1-2
[9]
Budi Suteadjo Dharma oetomo, Konsep dan
Perencanaan Jaringan Komputer, (Yogyakarta: ANDI, 2004),
hlm. 18
[11]
Abdul Kadir -Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan
Teknologi Informasi, (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm. 29-30