MEDIA KOMUNIKASI DALAM PERPUSTAKAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas
Komunikasi
Oleh
Mukhlis :531202845
Edi yusanto :531202861
Hartina :531202857
Nuzulianti :531202833
Munirati :
531202841
Mauliya safitri : 531202839
FAKULTAS ADAB ILMU PERPUSTAKAAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
AR-RANIRY BANDA ACEH
2013
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur
kepada Allah SWT. Semoga kita semua selalu mendapat rahmat-Nya. Salawat dan
salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta
segenap keluarga dan sahabat-sahabat belaiau. Kami bersyukur atas petunjuk dan
hidayah Allah SWT pada akhirnya berhasil juga menyusun makalah yang berjudul “MEDIA
KOMUNIKASI DALAM PERPUSTAKAAN” makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak. Sepanjang
pengamatan penulis yang pendek ini, makalah yang khusus menguraikan media
komunikasi dalam perpustakaan. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah komunikasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami yang telah
membimbing dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk selesainya
makalah ini, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang belipat ganda.
Kami menyadari bahwa keseluruhan uraian di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kami akan terus memperbaikinya. Saran dan kritik yang
bersifat perbaikan dan penyempurnaan akan diterima dengan segala senang hati.
Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri semoga apa yang kita
lakukan ini ada manfaatnya.
Banda Aceh, 5
juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang................................................................................... .... 1
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORITIS
2.1.Definisi
dan Klasifikasi Media .... 3
2.2.Karakteristik
dan Klasifikasi Media........................................................ 3
2.3.Keuntungan
Dalam Memanfaatkan Media.............................................. 4
2.4.Tujuan
Pemanfaatan Media..................................................................... 5
BAB
III PEMBAHASAN
3.1. Jenis-Jenis media Komunikasi Dalam Perpustakaan............................... 7
BAB
IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.............................................................................................. 16
4.2. Saran .... 17
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dilihat dari aspek social dan komunikasi,
perpustakaan bisa ditempatkan sebagai salah satu struktur social dalam
masyarakat, lembaga, atau bahkan proses dan organisasi. Dalam hal ini,
perpustakaan ditempatkan sebagai suatu subjek dan objek sekaligus, yang didalamnya
bisa bermakna proses, ilmu, seni, pusat koleksi, pusat pelestarian, tempat,
unit kerja, ruang, gedung, bahkan pusat pengolahan, atau pusat pelayanan.
Semuanya bisa, tergantung kepada cara pandang dan bagaimana kita
memperlakukannya.
Perpustakan mempunyai tujuan untuk
dikomunikasikan kepada masyarakat seluas-luasnya. Orang yang mengklasifikasikan
dan mengorganisasiakan informasi dan sumber-sumber informasi, tidak lain
tujuannya adalah untuk kemudahan pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Tidak ada
aspek kegiatan dan proses kerja di perpustakaan dan pusat-pusat informasi yang
tidak melibatkan komunikasi didalamnya.[1]
Prose komunikasi dalam segala aspeknya
terjadi dilingkungan perpustakaan ini. Misalnya, dibagian referensi terjadi
proses komunikasi pendidikan dan antar personal sekaligus, diruang media
terjadi proses komunikasi bermedia, dan diabagian pelayanan peminjaman koleksi
terjadi proses komunikasi antar personal. Sebagai lembaga layanan perpustakan
bisa mengelola informasi yang berasal dari media publik, untuk kepentinagn
publik pula.
Media komunikasi modern sekarang sudah
tak terhitung jumlah, ragam, dan seluasnya jangkauan kemampuannya, itu sudah
menjadi bagian dari hidup kita. Media komunikasi modern yang dimaksud adalah
radio, film, VCD, computer, internet, surat kabar, majalah, buku, brosur, dan
sebagainya.
Media tak sekedar mekanimes distribusi
informasi yang sederhana. Media dianggap sebagai organisasi sosial yang sangat
kompleks di masyarakat karena keterkaitannya dengan fungsi dan struktur serta
perubahan masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Mejelaskan Definisi
dan Klasifikasi Media.
2. Menjelaskan Karakteristik
dan Klasifikasi Media.
3. Menjelaskan Keuntungan
Dalam Memanfaatkan Media.
4. Tujuan Pemanfaatan Media.
5. Jenis-jenis media komunikasi dalam perpustakaan.
BAB
II
LANDASAN
TEOROTIS
2.1 Definisi dan Klasifikasi Media
Media merupakan kata jamak dari kata ”medium” yang
berasal dari bahasa Latin medium yang berarti antara. Umumnya, definisi
media selalu didasarkan pada proses komunikasi. Media merupakan perantara bagi
pengirim (sender) dan penerima (receiver) dalam melakukan pertukaran informasi.
Medium berarti sesuatu yang dapat membantu menyampaikan pesan dan informasi
dari sumber (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan).
Definisi Medium:
1. Robert Jeinich, dkk. (1986): sesuatu yang membawa
informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.
2. Kemp dan Dayton (1986): sebagai alat pengirim
(tranfer) yang mentransmisikan pesan dari penerima (sender) kepada penerima
pesan atau informasi (receiver).
3. Oemar Hamalik (1989): sebagai teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
2.2 Karakteristik dan Klasifikasi Media
Media mempunyai beberapa karakteristik yang dapat
dijadikan sebagai dasar untuk membuat klasifikasi. Karakteristik tersebut,
menurut Jerold Kemp (1986), yaitu:
1. kemampuan dalam mempresentasikan gambar
(presentation)
2. faktor ukuran (size): besar atau kecil
3. faktor warna (color): berwarna atau hitam putih
4. faktor gerak: diam atau bergerak
5. faktor bahasa: tertulis atau lisan
6. faktor keterkaitan antara unsur gambar dan suara:
gambar saja, suara saja atau gabungan antara gambar dan suara
Semua
karakteristik ini dapat membedakan jenis media yang satu dengan jenis media
yang lain. Pemilihan jenis media yang akan digunakan untuk keperluan komunikasi
informasi sebaiknya mempertimbangkan karakteristik dan klasifikasi media.
Klasifikasi
media:
1. Robert Heinich, dkk. (1986):
-
Gambar
yang tidak diproyeksikan (non-projected visuals)
-
Gambar
yang diproyeksikan (projected visuals)
-
Media
suara (audio media)
-
Sistem
multi media (multi media system)
-
Film
-
Televisi
-
Komputer
2. Jerold Kemp dan Diane K. Dayton (1985):
-
Media
cetak
-
Media
yang dipamerkan (displayed media)
-
Overhead
transparency
-
Rekaman
suara
-
Slide-suara
dan film strip
-
Presentasi
multi gambar
-
Video dan
film
-
Pembelajaran
berbasis komputer (computer based instruction)
2.3
Keuntungan
Dalam Memanfaatkan Media
Kontribusi
media dalam proses komunikasi informasi adalah sebagai berikut:
a. informasi yang dikomunikasikan menjadi lebih standar
b.
penyajian informasi dapat
menjadi lebih menarik
c.
kualitas penerimaan informasi menjadi
lebih efektif
d. memungkinkan terjadinya proses belajar secara
individual
2.4 Tujuan Pemanfaatan Media
Pemanfaatan
media di perpustakaan harus diarahkan untuk mencapai misi pelayanan yang
meliputi pelayanan program pendidikan, informasi, kebudayaan, hobi, dan
rekreasi.
Empat
jenis layanan perpustakaan oleh Beenham dan Morrison (1991):
1. menyediakan fasilitas untuk pengembangan individu
dan kelompok dari berbagai level pendidikan
2. memberikan pelayanan dan jasa untuk mendapatkan
anekaragam informasi dan ilmu pengetahuan
3. sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan seni
4. sebagai pusat pengembangan hobi, rekreasi untuk
mengembangkan minat dan kesenagan
Pemanfaatan media memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. untuk memotivasi perilaku tertentu (to motivate):
mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. Contoh: film, video.
2. menyampaikan informasi (to inform): mempresentasikan
dan menyajikan informasi untuk individu maupun kelompok namun tidak menuntut
penerimanya memberikan respon. Contoh: transparansi, slide.
3. pembelajaran (to instruct): sebagai alat bantu
aktivitas pembelajaran, membantu pemakai untuk memahami informasi dan ilmu
pengetahuan, bisa untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, bisa
diulang-ulang, bisa untuk mengatasi pencarian informasi yang sulit, bisa
sebagai medium untuk menggabungkan pengalaman baru dan pengalaman yang telah
diperoleh. Contoh: media slide, film, video, kaset
Pertimbangan
memilih media:
1. Isi (content)
2. Tujuan (purpose)
3. Kesesuaian (appropriateness)
4. Biaya (cost)
5. Kualitas teknis (technical quality)
6. Faktor pemakaian (circumtances of use)
7. Ujicoba (verifikasi)
8. Validasi (validation)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Jenis-Jenis media Komunikasi Dalam Perpustakaan
Dunia perpustakaan tidak akan berubah
posisi dan struktur media sebagai pembawa pesan informasi, melainkan lebih
tertarik kepada upaya agar media yang memilki kecenderungan sangat berpengaruh
pada masyarakat, dan ditingkatkan pola pelayanan atau penyebarannya.
Perpustakaan lebih lanjut bertanggung
jawab atas segala macam informasi yang bermanfaat bagi orang banyak, baik pada
generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Informasi yang
tersimpan pada media massa, terutama yang mengandung nilai sejarah juga yang
sangat diperhatikan oleh perpustakaan untuk mengelolanya dengan baik.
Berikut ini adalah jenis-jenis media dalam perpustakaan :
1.
Media massa
Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk
menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Media massa dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu media massa tradisional dan modern. Media massa
tradisional adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film layar lebar. Sementara itu, yang
diklasifikasikan sebagai media massa modern adalah internet dan telepon
seluler.
a.
Perpustakaan dan Media Massa
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan
sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan hakikatnya fasilitas publik. Sebagai
fasilitas publik tentu saja harus selalu disosialisasikan. Sosialisasi tersebut
meliputi sosialisasi keberadaan, jam layanan, jumlah kunjungan, koleksi,
fasilitas, dan sebagainya. Di antara media yang efektif dalam menyosialisasikan
sesuatu, tak terkecuali dengan perpustakaan adalah media massa, baik media
massa internal (media yang diterbitkan sendiri) maupun media massa eksternal
(media milik institusi lain di luar institusi perpustakaan).
Perpustakaan sebagai sarana umum yang keberadaannya
sangat bermanfaat untuk perkembangan umat manusia, dapat hadir dan dihadirkan
di semua fungsi tersebut. Jadi, sosialiasi perpustakaan dapat saja melalui
media hiburan, media berita, dan sebagainya.
1.
Berita
Diperlukan usaha ekstra agar media massa mau memberitakan keberadaan
perpustakaan, perkembangannya, hingga ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan.
Pengelola perpustakaan dan pemerintah sudah seharusnya membuat gebrakan,
langkah revolusioner, yang jika diberitakan bernilai jual tinggi.
Langkah-langkah tersebut misalnya melalui penggarapan serius terhadap
fungsi rekreasi perpustakaan (berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007, salah satu fungsi perpustakaan adalah
fungsi rekreasi), menghadirkan kafe di perpustakaan atau menghadirkan
perpustakaan di kafe, mengagendakan kegiatan-kegiatan di perpustakaan atau yang
berkenaan dengan perpustakaan, dan sebagainya. Perpustakaan dapat pula
mengadakan acara pameran buku atau sekadar mendukung acara pemeran buku. Penyelenggaraan event
seperti “Indonesian Library & Publisher Expo 2009” (kerja sama antara
Perpustakaan Nasional dengan IKAPI) adalah langkah positif yang patut
diapresiasi. Melalui acara tersebut, perpustakaan dapat menyelipkan
agenda-agenda promosi. Harapannya, akan lebih mudah mengundang perhatian dan
kesertaan. Kegiatan tersebut harus dikemas sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian media massa. Atau, paling tidak dapat disosialisasikan melalui media
internal.
Melalui media internal (media yang dikelola sendiri) seperti majalah
dinding, buletin, jurnal, brosur, hingga website, perpustakaan dapat
menyosialisasikan statistik kunjungan, fasilitas, pelaksanaan program, jadwal
layanan, dan sebagainya. Penggunaan media internal ini tentu lebih murah dan
terkendali karena otoritasnya ada pada pengelola perpustakaan
Khusus website, lebih baik jika terintegrasi secara nasional. Dengan
begitu, pengunjung dapat melacak daftar perpustakaan di tiap-tiap provinsi
melalui, misalnya, situs Perpustakaan Nasional. Melalui subweb
Perpustakaan Provinsi (Perpustakan Daerah), pengunjung pun dapat melacak
keberadaan perpustakaan-perpustakaan yang berada di suatu provinsi, mulai
Perpustakaan Kabupaten hingga perpustakaan yang ada di kantor-kantor dan
sekolah-sekolah.
1.
Opini
Opini ini berkaitan dengan penulis. Perpustakaan harus berjuang keras
menarik simpati para penulis agar mau menuangkan ide-idenya tentang
pengembangan dan pemasyarakatan perpustakaan. Untuk hal ini perpustakaan
sendiri harus membuat langkah-langkah pancingan, misalnya acara-acara yang
inspiratif dan menarik.
Langkah-langkah pancingan berfungsi sebagai titik tolak atau dasar para
penulis untuk menulis. Selain itu, juga berfungsi sebagai daya tarik untuk
media massa. Pancingan yang dimaksud tentu saja berupa program-program atau
acara yang menarik dan mengundang perhatian, paling tidak mampu mengundang
pertanyaan dan apresiasi. Termasuk di dalam opini ini adalah resensi buku.
2.
Iklan
Iklan bertujuan menyosialisasikan program, keberadaan perpustakaan,
hingga manfaatnya. Sosialisasi mengenai program ajakan berkunjung ke
perpustakaan telah dilakukan oleh Perpusnas beberapa saat lalu. Iklan tersebut
ditayangkan ditelevisi bertepatan dengan Bulan Membaca (September) dan Hari
Kunjungan Perpustakaan (14 September). Sosialisasi keberadaan dan manfaat
perpustakaan misalnya tentang data alamat, jadwal pelayanan, koleksi, dan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh perpustakaan.
Agar menarik, tentu saja iklan-iklan harus disajikan semenarik dan
sepersuasif. Iklan baru dipandang berhasil jika mampu memberikan magnet yang
menarik masyarakat untuk melakukan hal-hal yang diiklankan, dalam hal ini
kunjungan keperpustakaan.
3.
Duta Perpustakaan
Keberadaan media massa erat kaitannya dengan public figure atau
tokoh publik. Pemirsa cenderung meniru, mengidolakan, mengidentikkan diri
dengan public figure yang ditampilkan media. Fenomena ini tentu saja
dapat dimanfaatkan dalam menyosialisasikan perpustakaan, mengundang
pengunjung, hingga mengajak membaca. Pemanfaatan public figure ini telah
banyak dilakukan dalam dunia marketing.
Selama ini, liputan tentang public figure, yang lebih dikenal
dengan istilah selebriti, lebih banyak pada aktivitas yang bersifat glamour,
hedonis, dan senang-senang semata, seperti belanja, jalan-jalan ke mall,
makan di restoran, rumah mewah, mobil mewah, nongkrong, dan sebagainya.
Kita jarang sekali menemukan para tokoh tersebut berkunjung ke perpustakaan,
mengunjungi toko buku, membaca, mengikuti seminar, apalagi menulis.
Angka kunjungan ke perpustakaan merupakan salah satu indikasi tingginya minat baca masyarakat. Indiksi lain dapat dilihat dari kondisi masyarakat dalam
keseharian, seberapa banyak pribadi yang mengunjungi toko buku, seberapa banyak
yang membawa buku dalam aktivitas sehari-harinya, seberapa banyak individu yang
menggunakan waktu luangnya untuk membaca, seberapa banyak orang yang menunggu
angkutan sambil dan membaca. Oleh karena itu, perlu pengondisian keadaan
masyarakat yang mencintai buku dan gemar membaca. Kondisi tersebut dibentuk
dengan memulainya pada public figure.
Di sinilah pengelola dan orang-orang yang peduli terhadap perpustakaan,
buku, dan budaya memaca bertindak. Semua elemen tersebut harus “bernegosiasi”
dengan public figure untuk mengajaknya berkunjung ke perpustakaan,
membaca buku, bahkan sekadar berkunjung ke toko buku. Bahkan, mungkin sudah
saatnya kita mengangkat duta perpustakaan dari public figure seperti
halnya duta pariwisata dan duta-duta yang lainnya. Selain duta perpustakaan,
patut pula dipertimbangkan pengangkatan duta buku dan duta baca.
2.
Media cetak
a. komunikasi melalui koleksi media cetak bukan buku
Karya media cetak bukan buku di sini adalah segala macam penerbitan yang
dicetak namun bukan berbentuk buku. berikut ini diberikan beberapa contoh dan
penguraiannya.
1. Terbitan berkala
Berkala adalah publikasi pada umumnya memuat berbagai tulisan atau
artikel, baik umum maupun khusus dari beberapa pengarang berupa berita atau
keterangan lain yang dianggap penting, dengan waktu terbit secara teratur dan
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan kapan terbit terakhirnya.
Berkala yang bersifat umum, misalnya surat kabar dan majalan umum. Umum
disini lebih dilihat dari segi isi atau sajian informasi yang ditulisnya.
Adapun yang khusus, antara lain majalah khusus dan surat kabar khusus.
2. Brosur
Brosur merupakan sejenis publikasi cetakan yang terdiri atas beberapa
lembar dan biasanya dijahit dengan kawat, tetapi tidak dijilid. Isinya tentang
bermacam informsi dan penjelasan sesuatu yang masih hangat atau mutakhir,
misalnya informasi mutakhir tentang keistimewaan menggunakan komputer di
perpustakaan. Jenis media cetak ini biasanya tidak terlalu lama disimpan di
perpustakaan karena sifatnya memang hanya sementara.
3. Guntingan surat kabar
Guntingan-guntingan dari berita atau artikel dan tulisan lain yang
diambil dari surat kabar inilah yang dimaksudkan dengan keliping. Contohnya,
artikel atau tulisan-tulisan tentang berbagai cabang ilmu pengatahuan, artikel
yang dapat dibuat dari beri-berita di majlah maupun terbitan koran harian.
Keliping biasanya dikelola secara khusus
oleh perpustakaan dan dilayankan atau disimpan secara khusus sebagai
kelengkapan koleksi perpustakaan.
4. Gambar atau lukisan
Lukisan atau gambar merupakan karya seni yang perlu dihargai kehadirannya
diperpustakan meskipun informasi yang terkandung didalamnya tidak semua orang
memahaminya atau menyenanginya. Dengan adanya gambar dan lukisan yang dipajang
di perpustakaan akan mendorong timbulnya inspirasi baru bagi para pengunjung
perpustakaan.
5. Globe
Informasi yang dapat diperoleh dari globe ini tentu saja yang menyangkut
tata letak dan keadaan geografi bumi secara utuh, hanya saja dalam bentuk mini.
Globe ini sangat berguna bagi siswa sekolah menengah yang sedang belajar
mengembangkan wawasannya mengenal dunia seperti apa adanya. Sehingga globe
sangat baik jika disimpan di perpustakaan.
3.
Media elektronik
1. Komunikasi melalui koleksi media elektronik dan pandang dengar
Koleksi media yang dimaksud di sini
adalah jenis koleksi yang bukan hasil cetakaan, melainkan dari teknologi
elektronik. Di samping merupakan produk-produk teknologi
elektronik karena memang segala proses operisinya memerlukan arus listrik. [2]
Adapun media yang sering dijadikan sebagai media komunikasi dan
pendidikan di dunia pendidikan adalah media pandang dengar (audiovisual).
Koleksi media pandang dengar yang dimaksud di sini adalah segala bahan koleksi
perpustakaan yang cara pemanfaatannya menggunkan unsur pandang dan unsur
dengar. Penggunaan dengan unsur pandang saja, seperti mikrofis dan mikrorider,
juga komputer dan projector. Pemanfaatan yang hanya menggunakan unsur dengar
saja, misalnya audio dan radio, biasanya banyak digunakan oleh laboratorium
bahasa.
Sementara itu, ada media yang menggambungkan kedua unsur tersebut, yaitu
unsur dengar dan unsur pandang, misalnya video, televisi, dan film. Informasi
yang terkandung dalam media pandang dengar ini bermacam-macam, tergantung pada
kehendak yang mengisi, merekam, ataupun memprogamkannya. Seperti halnya media
untuk menyimpan informasi lain, seperti buku, makalah, dan surat kabar, media
jenis ini pun fungsinya sama, yaitu sebagai sumber informasi. Namun bedanya
hanya pada cara pemanfaatannya saja dan adanya peralatan khusus untuk
menjalankannya.
Diperpustakaan yang cukup besar, jenis media pandang dengar ini biasanya
tersedia. Namun, untuk perpustakaan yang kecil, tampaknya belumlah mendesak
untuk mengadakannya. Hal ini karena media ini tergolong mahal. Di dunia
pendidikan dan instruksional, kehadiran media ini sangat berarti guna untuk
meningkatkan keberasilan mencapai pedidikannya.
1.
Komputer
Di pepustakaan yang
leratif besar, seperti perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus, dan
perpustakaan umum, sudah banyak yang mengaunakan komputer sebagai keperluaan
admitrasi pengolahan data yang dimilikinya.
Kehadiran komputer
saja tidak cukup, komputer harus dibarengi dengan peningkatan sumber daya
manusia pengelolanya supaya pemanfaatannya lebih efektif. Kemampuan komputer
adalah mempu menyimpan, mengelolah, kemudian dipanggil kembali data yang telah
disimpannya dalam waktu yang sangat singkat walaupun data itu besar sekali
jumlahnya.
Kemampuan komputer
dalam menyimpan, mengelola, kemudian engeluarkannya kembali sejumlah data yang
sengat besar itulah yang mirip dengan proses kegiatan diperpustakaan.
Seorang pengguna
suatu perpustakaan yang kebutulan di perpustakaan langganannya tidak terdapat
informasi yang dicarinya maka perpustakaan tersebut dapat mengontak melalui
sistem online komputer kepada perpustakaan rekannya (perpustakaan lain yang
menjadi anggota sistem jaringan). Dalam waktu yang relatif singkat, kita akan
segera memperoleh informasi yang ingin dicari di perpustakaan langganan
tersebut. Tentu saja dalam pelaksanaannya ada biayanya karena hal ini
melibatkan transfer informasi melalui teknologi komunikasi dan satelit.
Peran Komputer Dalam Perpustakaan
Pada umumnya komputer di perpustakaan untuk berbagai
keperluan:
1.
pengetikan
(word processor)
2. desain dan pembuatan grafis (graphic design)
3. penyimpanan data (data storage)
4. pengolahan data (data analysis)
5. telekomunikasi (communication)
2.
Internet
Perpustakaan atau
pustakawan sudah mampu menelusuri informasi yang ada di dunia luar. Informasi
yang bisa diakses relatif tidak terbatas. Pengguna atau masyarakat yang akan
mencari informasi tidak lagi mendatangkan buku atau jurnalnya secara fisik
dihadapannya, tetapi cukup dengan membuka web/file di internet. Dengan pola
seperti ini, lebih praktis perpustakaan tidak memerlukan tempat atau ruang yang
terlalu luas. Sekarang, jasa perpustakaan banyak yang sudah memanfaatkan jasa
internet ini.
3.
CD-ROM
Koleksi CD-ROM juga
sudah banyak digunakan untuk bahan penelurusuran informasi di perpustakaan-perpustakaan
yang cukup besar. Kerena kemampuannya menyimpan data yang cukup
besar. Kita dapat menyimpan khusus bidang ilmu yang kita minati.
Semua jenis koleksi tersebut dimaksudkan untuk dilayankan atau
dimanfaatkan bagi segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya. Untuk teknik
pemanfaatannya bisa disesuiakan dengan kemampuan atau kebijaksanaan
perpustakaan setempat. [3]
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Media
merupakan perantara bagi pengirim (sender) dan penerima (receiver) dalam
melakukan pertukaran informasi. Media komunikasi modern sekarang sudah tak terhitung
jumlah, ragam, dan seluasnya jangkauan kemampuannya, itu sudah menjadi bagian dari
hidup kita. Media komunikasi modern yang dimaksud adalah radio, film, VCD,
computer, internet, surat kabar, majalah, buku, brosur, dan sebagainya.
Media tak sekedar mekanimes distribusi
informasi yang sederhana. Media dianggap sebagai organisasi sosial yang sangat
kompleks di masyarakat karena keterkaitannya dengan fungsi dan struktur serta
perubahan masyarakat.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan
sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan hakikatnya fasilitas publik. Sebagai fasilitas publik tentu
saja harus selalu disosialisasikan. Sosialisasi tersebut meliputi sosialisasi
keberadaan, jam layanan, jumlah kunjungan, koleksi, fasilitas, dan sebagainya.
Di antara media yang efektif dalam menyosialisasikan sesuatu, tak terkecuali
dengan perpustakaan adalah media massa, baik media massa internal (media yang
diterbitkan sendiri) maupun media massa eksternal (media milik institusi lain di
luar institusi perpustakaan).
Perpustakaan lebih lanjut bertanggung
jawab atas segala macam informasi yang bermanfaat bagi orang banyak, baik pada
generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Informasi yang
tersimpan pada media massa, terutama yang mengandung nilai sejarah juga yang
sangat diperhatikan oleh perpustakaan untuk mengelolanya dengan baik.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi tentang Media Komunikasi Dalam Perpustakaan,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan -
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusup Pawit M., ilmu informasi,komunikasi, dan perpustakaan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
[1] Drs.
Pawit M. Yusup, M.S, ilmu
informasi,komunikasi, dan perpustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hal.27
[2]
[2] Drs.
Pawit M. Yusup, M.S, ilmu
informasi,komunikasi, dan perpustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.449
[3]
Drs. Pawit M. Yusup, M.S, ilmu
informasi,komunikasi, dan perpustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.449
0 komentar:
Posting Komentar