Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

featured-content

Home » » mukhlissofyan.com

mukhlissofyan.com



SEJARAH PERPUSTAKAAN ISKANDARIYAH
DI MESIR


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas

PENGANTAR
 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Oleh
MUKHLIS
531202845



FAKULTAS ADAB ILMU PERPUSTAKAAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
AR-RANIRY BANDA ACEH
2013





KATA PENGANTAR

Segala puji  dan syukur kepada Allah SWT. Semoga kita semua selalu mendapat rahmat-Nya. Salawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat-sahabat belaiau. Kami bersyukur atas petunjuk dan hidayah Allah SWT pada akhirnya berhasil juga menyusun makalah yang berjudul “SEJARAH PERPUSTAKAAN ISKANDARIYAH” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu perpustakaan dan Informasi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan tentang sejarah perpustakaan Iskandariyah. Sepanjang pengamatan penulis yang pendek ini, makalah yang khusus menguraikan sejarah perpustakaan iskandariyah. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu perpustakaan dan Informasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami yang telah membimbing dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk selesainya makalah ini, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang belipat ganda. Kami menyadari bahwa keseluruhan uraian di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami akan terus memperbaikinya. Saran dan kritik yang bersifat perbaikan dan penyempurnaan akan diterima dengan segala senang hati.
Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri semoga apa yang kita lakukan ini ada manfaatnya.

Banda Ace, 26 Mei 2013

Penyusun





Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perpustakaan Alexandria
2.2 Proses Pembuatan Legenda
a. Perpustakaan Alexandria Lama
b. Pepustakaan Aleksandria Lenyap
C. Menghidupkan kembali Perpustakaan Aleksandria
3.1 Tokoh-Tokoh Perpustakaan Aleksandria

A.  Tokoh-tokoh Alexandria kuno

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dengan adanya sejarah, manusia mengetahui hasil, kebudayaan masyarakat pada masa dahulunya dan sejarah juga berperan penting terhadap keperkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hasil pengetahuan pada masa lampau saat ini banyak di tulis dalam bentuk buku, yang pada awalnya penulisannya di lakukan lembaran-lembaran kulit kayu yang pada zaman Mesir dikenal dengan papyrus, dan juga pada masa islam di tulis pada tulang dan kulit unta. Seiring berkembangnya zaman akhirnya mesin cetak kertas di temukan dan sampai saat sekaranng ini masyarakat bisa merasakan dan memanfaatkan hasil karya-karya sejarah yang di tulis dalam bentuk buku.
Dan saat sekarang ini hasil karya-karya masa lampau dalam bentuk buku dikumpulkan dalam suatu ruangan yang di kenal denagn nama perpustakaan. Pengumpulan buku-buku di perpustakaan dari awal samapai akhir juga mengalami perkembangan dan mendapatkan kesulitan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa peradaban pada masa dahulunya.
Tiap-tiap ilmu pengetahuan dari masa dahulu hingga sekarang di tulis dalam bentuk buku. Tidak hanya ilmu lain yang perlu ditulis tapi ilmu perpustakan terutama masalah sejarah perlu juga di rangkum dalam bentuk makalah maupun buku, agar kebudayaan perkembangan perpustakaan pada masa dahulunya di ketahui oleh masyarakat dan generasi muda saat sekarang dan masa yang akan datang.
Oleh karena itu penulis mencoba mengangkat masalah ini dalam bentuk sebuah makalah agar masyarakat mengetahu perkembangan perpustakaan mulai dari perpustakaan zaman kuno, perpustakaan pada abad pertengahan, zaman Renaissance, perkembangan perpustakaan Islam dan perpustakaan di Negara-negara Asia. Dan makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu perpustakaan dan informasi.


1.2 Rumusan Masalah
     Begitu pentingnya peran sejarah dalam perkembangan ilmu pengetahui dan teknologi. Maka tiap pelajar ataupun orang yang berkecimpung dalam pendidikan sewajarnya mengetahui sejarah dari setiap ilmu. Terutama masalah perpustakaan, setiap orang sudah pernah mengetahui dalam pendidikan tertenntu tidak pernah lepas dari yang namanya pustaka. Seharusnya orang yang telah mengetahui dalam dunia pendidikan hendaknya mengetahui sejarah dari perpustakaan itu sendiri. Bagaimanakah perkembangan perpustakaan itu? hingga saat sampai saat ini orang yang mengetahui dalam dunia pendidikan mampu memanfaatkan perpustakaan dengan baiknya.

1.3 Tujuan
Karena begitu pentingnya sejarah dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka penulis mencoba mengangkat Sejarah  Perpustakaan di mesir dan makalah ini juga
Bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu perpustakaan dan Informasi.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perpustakaan Alexandria
Perpustakaan Alexandria Merupakan perpustakaan kebanggaann Rrakyat Mesir, hingga mendapat julukan Piramida keempat. Pada mulanya perpustakaan ini didirikan oleh Alexander The Great (Iskandar yang Agung) pada tahun 228 SM mengoleksi kurang lebih 500.000 manuskrip. Namun, perpustakaan ini pernah dibakar oleh Pasukan Julius Kaisar pada tahun 48 SM hingga buku-buku di dalamnya hangus. Tapi, Mark Antonio yang datang setelah Julius Kaisar menghadiahkan 200.000 buku kepada Kleopatra (pemimpin Mesir ketika itu)
Yang berlanjut ke kisah cintanya.
Perpustakaan Alexandria atau Perpustakaan Iskandariyah  pernah menjadi perpustakaan terbesar di dunia. Dia biasanya dianggap didirikan pada awal abad ke-3 SM pada masa pemerintahan Ptolemeus II dari Mesir setelah bapaknya mendirikan kuil Muses, Musaeum (yang merupakan asal kata "Museum"). Pengaturan awal dilakukan oleh Demetrius Phalareus. Perpustakaan ini diperkirakan menyimpan sekitar 400.000 sampai 700.000 naskah pada masa puncaknya.[1]
Sekarang Bibliotek Alexandria diresmikan pada 2003 dekat lokasi di mana perpustakaan ini dulu berdiri.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Ancientlibraryalex.jpg/220px-Ancientlibraryalex.jpg2.2 Proses Pembuatan Legenda           
                                                      a. Perpustakaan Alexandria Lama
(Pada zaman dahulu, kota Alexandria Iskandariyah) terkenal dengan bangunannya yang termasyhur namun sekarang sudah lenyap seperti Faros, mercusuar kuno yang konon tingginya mencapai 110 meter dan diangap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, dan makam Alexander yang Agung. Dinasti Yunani, Ptolemeus mewarisi Mesir dari Alexander dan menguasai negeri itu sampai Caesar Octavianus Augustus mengalahkan Antonius dan Cleopatra pada tahun 30 SM.
 Dibawah Ptolemeus, Aleksandria berubah secara drastis. Sesungguhnya, kota itu "Selama suatu masa menjadi pusat perdagangan dan budaya dunia", menurut Atlas of the Greek World. Pada puncak kejayaannya. Aleksandria berpenduduk sekitar 600.000 jiwa.
Daya tarik kota itu adalah perpustakaan kerajaannya. Didirikan pada awal abad ketiga Sebelum Masehi (SM) dan disponsori sepenuhnya oleh keluarga Ptolemeus, perpustakaan itu beserta kuil dewi-dewi Muse menjadi pusat ilmu pengetahuann dalam dunia Helenik.[2]
Konon, perpustakaan ini memiliki 700.000 gulungan papirus. Sebagai perbandingan, pada abad ke-14, Perpustakaan Sorbonne yang katanya memiliki koleksi terbesar dizamannya hanya memiliki 1700 buku. Para penguasa Mesir begitu bersemangat untuk memperbanyak koleksi mereka sampai-sampai mereka memerintahkan prajurit untuk menggeledah setiap kapal yang masuk guna memperoleh naskah. Jika ada naskah yang ditemukan, mereka menyimpan yang asli dan mengembalikan salinannya. Menurut beberapa sumber, ketika Athena meminjamkan naskah-naskah drama klasik Yunani asli yang tak ternilai kepada Ptolemeus III, ia berjanji membayar uang jaminan dan menyalinnya. Tetapi sang raja malah menyimpan yang asli, tidak mengambil kembali uang jaminan itu, dan memulangkan salinannya.
Deretan panjang nama-nama pemikir besar yang bekerja di perpustakaan dan museum Aleksandria mencakup para cendikiawan kelas dunia. Para cendekiawan di Aleksandria menghasilkan karya-karya besar dalam bidang geometri, trigonometri, dan astronomi, serta bahasa, kesusastraan dan kedokteran. Menurut kisah turun-temurun, di tempat inilah ke-72 cendekiawan Yahudi menerjemahkan Kitab-kitab bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani, dengan demikian menghasilkan Septuaginta yang termasyhur itu.
b. Pepustakaan Aleksandria Lenyap
Untuk kedua kalinya Perpustakaan ini hancur pada tahun 391 M, ketika itu pasukan Romawi menghancurkan seluruh bangunan yang di dalamnya terdapat arca dan patung, ketika itu di dalam perpustakaan juga terdapat patung dan arca-arca hingga tak luput dari keganasan tentara Romawi.[3]


Ironisnya, para panitera merasa tidak perlu menguraikan bangunan-bangunan umum Aleksandria secara terperinci. Sebab pernyataan Athenaus, sejarahwan abad ketiga, adalah contoh yang khas, yakni "Menyangkut jumlah buku, pendirian perpustakaan-perpustakaan, dan koleksi di Balai Dewi-Dewi Muse, buat apa saya ceritakan, karena semua itu ada dalam ingatan orang-orang?"
Komentar-komentar semacam itu membuat frustasi cendikiawan modern, yang ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan kuno yang mempesona ini.
Sewaktu bangsa Arab menaklukkan Mesir pada tahun 640, perpustakaan Alexandria kemungkinan sudah tidak ada. Para cendikiawan masih berdebat tentang bagaimana dan kapan tepatnya perpustakaan itu lenyap. Ada yang mengatakan bahwa banyak isinya mungkin hilang sewaktu Julius Caesar membakar sebagian kota itu pada tahun 47. Apa pun penyebabnya, lenyapnya perpustakaan itu menyebabkan hilangnya segudang pengetahuan. lenyap pula ratusan karya penulis drama Yunani serta catatan tentang 500 tahun pertama sejarah Yunani kecuali beberapa karya Herodotus, Tusidides dan Xenopon.
Antara abad ketiga dan keenam Masehi kota Alexandria sering mengalami kerusuhan, pertikaian dan peperangan antara Orang Yahudi, Orang Kristen dan agama lain. Sehingga tak terhitung banyaknya naskah naskah kuno yang musnah. Hal ini serupa dengan kejadian pada perpustakaan-perpustakaan di Baghdad ketika penyerbuan Genghis Khan dari bangsa Mongol ke Timur Tengah, bahkan sama ketika perpustakaan Bagdad mengalami penjarahan kembali ketika penyerbuan Amerika Serikat pada tahun 2003 lalu.
C. Menghidupkan kembali Perpustakaan Aleksandria
Perpustakaan yang dibangun kembali ini dibuka pada bulan Oktober 2002 dan berisi sekitar 400.000 buku ditambah dengan sistem komputer yang modern dan mutakhir memungkinkan pengunjung mengakses koleksi perpustakaan lain. koleksi utamanya dititik beratkan pada peradaban Mediterannia bagian timur. Perpustakaan baru ini memiliki kapasitas 8.000.000 buku.[4]
Kini, perpustakaan ini kembali berdiri kokoh dengan bentuk arsitektur yang sangat unik, berbentuk setengah matahari terbit. Dibangun sejak tahun 1990-2002 atas prakarsa pemerintah Mesir bekerjasama dengan UNESCO menghabiskan dana sebesar US$ 220 juta.[5]


3.1 Tokoh-Tokoh Perpustakaan Aleksandria

a.   Tokoh-tokoh Alexandria kun

Beberapa tokoh tokoh Ilmuwan pada masa tumbuh dan berkembangnya Perpustakaan Alexandria :
  • Archimedes: Matematikawan dan penemu abad ketiga Sebelum Masehi (SM). Menghasilkan banyak temuan dan upaya ilmiah untuk menghitung pi
  • Euklides: Matematikawan, abad keempat SM. Bapak Geometri dan pelopor ilmu optik. Karyanya Elements, menjadi standar ilmu geometri sampai abad ke-19
  • Galen: Dokter abad ke-2 Masehi' ke-15 bukunya menjadi naskah standar selama 12 abad[6]





BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perpustakaan Alexandria Merupakan perpustakaan kebanggaann Rakyat Mesir, hingga mendapat julukan Piramida keempat.Perpustakaan alexandria pernah menjadi perpustakaan terbesar di dunia. Dia biasanya dianggap didirikan pada awal abad ke-3 SM pada masa pemerintahan Ptolemeus II dari Mesir setelah bapaknya mendirikan kuil Muses, Musaeum (yang merupakan asal kata"Museum").


4.2 Kritik dan Saran
       Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran untuk  membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
       Agar para generasi muda bisa menghidupkan sejarah perpustakaan, khususnya di negeri Islam . Maka dari itu kami mengajak saudara untuk memajukan generasi muda yang akan datang. Karena maju mundurnya suatu negara terletak di pundak para generasi muda.











[1] www.pnri.go.id
[2] http://www.perpusmasda.com/2011_01_01_archive.html
[4] http://www.perpusmasda.com/2011_01_01_archive.html
[6] www.wikipidia.com           

0 komentar:

Translate